Oct 2013


(Ex)Warung Steak, Perempatan Masjid Solikin, Solo.
Photo by Ferdy Bowie

Where's Your God?



Where’s Your God. A3. Digital Printing. 2013
______________________________________
Karya yang saya buat untuk mengikuti undangan pameran “Isi dengan Rasa” pada tanggal 23 September 2013, di Kepatihan Art Space, Solo.

Nice One



Nice One. A3. Digital Printing. 2013
______________________________________
Karya yang saya buat untuk mengikuti undangan pameran “Isi dengan Rasa” pada tanggal 23 September 2013, di Kepatihan Art Space, Solo.


Ini merupakan sekilas video berupa preview isi dari Malaikat Salju. Sila menikmati.. :)

Link video: http://www.youtube.com/watch?v=3X2Rr81Fv0M

Buku Kolaborasi: Malaikat Salju



Sebuah buku kolaborasi berjudul “Malaikat Salju”, berisikan sajak-sajak dan cerpen dari @adelliarosa , kemudian ditemani dan diperlengkap dengan karya-karya saya berupa ilustrasi.


Buku projek antara Adellia Rosarindry Poetri dan saya ini merupakan preview, yang nantinya akan diterbitkan. Dan saat ini sedang berusaha mencari tambahan uang untuk menerbitkannya

Untuk karya-karya @adelliarosa yang lainnya dapat dinikmati di http://adelliarosa.wordpress.com/ 

Video: Tattoo - One Seeing Eye X Hexagram




Sebuah video dokumentasi mengenai proses merajah, atau dengan bahasa kekiniannya adalah Tato. Bagi kebanyakan orang, manusia yang memiliki tato ditubuhnya selalu diidentikan dengan premanisme. Namun, beberapa orang juga mengartikannya sebagai bentuk seni. Entah seni merajahnya (merasakan sakit, proses), maupun hasil gambar yang telah menempel pada tubuh secara permanen.

Mengutip dari tulisan Hatib Abdul Kadir Olong pada bukunya yang berjudul Tato (2006:3), bahwa "Tato kini mengalami pergeseran dan memasuki nilai antroposentis". Tato yang pada awalnya memiliki nilai religius transendental dan magis pada masyarakat di beberapa pedalaman. Ketika tato menjadi trend, nilai sakralitasnya menjadi luntur, sehingga tato dipandang terdemistifikasi, dan sangat erat dengan stigmatisasi negatif. Tato akhirnya memiliki nilai buruk di mata masyarakat, seperti cap penjahat, bajingan, gali, preman, dan lain sebagainya.

Pasca runtuhnya rezim Orba, kebebasan sangat terasa, salah satunya adalah kebebasan berekspresi. Anak muda urban, yang memiliki sifat agresif, reaksioner dan atraktif, menjadikan tato kian merebak. Tato yang dimiliki oleh kaum muda, merupakan suatu wujud aksi mereka sebagai media pemberontakan akan tatanan kaku yang sudah mapan. Memiliki tato, sama dengan memberontak terhadap tatanan nilai sosial yang ada dan akan dianggap sebagai tindakan menyimpang juga terlarang. Bahkan dalam agama tato merupakan tindakan yang dilarang dan haram. Namun, menyimpang atau tidaknya perilaku manusia yang memiliki tato, tergantung pada kekuatan relatif dari golongan orang. Seperti misalnya di daerah Jakarta, Jogja, dan Bali, merupakan daerah-daerah yang masyarakatnya dapat menerima akan keberadaan tato, khususnya pada kaum muda. Dalam tulisan Abdul Kadir (2006:36) juga terdapat konsepsi Gramsci yang menjelaskan bahwa, "Tato bisa menjadi sesuatu hal yang baik.. anggapan sah-sah saja, menyimpang dan buruk itu tergantung pada hegemoni yang memaknainya ..."

Beberapa pemilik tato masa kini, tato yang menempel secara permanen pada tubuh, lebih dari demonstrasi penampilan, melainkan demonstrasi ideologi mereka masing-masing. Ada yang merepresentasikan ideologinya melalui gambar-gambar yang dipilihnya sebelum menempel di tubuh mereka. Ada juga yang memaknainya melalui proses bertatonya. 

Dalam video ini, Adellia Rosa (24th) sebagai seorang klien pada sebuah studi tato bernama Nyoch Tattoo Studio milik Mas Xarax (28th) -yang sekaligus seorang Tattoo Artist-, memiliki ideologi dan sudut pandang sendiri dalam memaknai tato. Baginya, tato bukanlah seni semata, melainkan ekspresi kebebasan yang sewajarnya ia miliki sebagai manusia seutuhnya, tanpa merugikan orang lain. Adel yang merupakan karyawan sebuah perusahaan, menjadikan tato sebagai tanda bahwa perusahaan tempat ia bekerja boleh saja membeli pikiran, tenaga, keringat dan waktunya, namun perusahaan tak akan pernah bisa membeli kebebasannya dalam berekspresi. Selain itu, dalam wawancara pada video tersebut, Adellia juga mengungkapkan, bahwa ia bertato tidak hanya sekedar gambar, melainkan juga sebuah proses, yang sama halnya dengan kehidupan. Sebelum melakukan kegiatan tato pada tubuh, ia menentukan konsep, mencipta atau memilih desain gambar, hingga menentukan peletakan dimana tato akan dibuat pada tubuhnya. Kemudian, pada saat tato berlangsung, jarum bersama tinta yang masuk ke dalam kulit, sangatlah panas dan sakit dirasakannya. Setela kegiatan tato selesai, kemudian adalah menunggunya mengelupas, yang juga sembari melakukan perawatan agar tato tidak rusak, hingga mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai yang diinginkannya. Proses-proses bertato tersebutlah bagi Adellia sangatlah dekat dengan sebuah proses kehidupan seseorang, khususnya proses hidup pengalamannya pribadi. Bahwa dalam berkehidupan, ia tidak hanya merasakan bahagia, namun juga merasakan duka (sakit). Selain itu, proses bertato tersebut, bagi Adellia juga merupakan proses berkehidupan seorang individu yang menginginkan hasil yang memuaskan sewajarnya merasakan pahit dan sakit juga terlebih dulu.

Meninjau pernyataan Adellia tersebut, seakan ia ingin mencoba berusaha mengubah stigma masyarakat tentang tato yang erat dengan nilai-nilai negatif. Ia yang hidup di Solo, yang masih kuat tradisi dan budaya kesukuannya, seakan sedang melakukan budaya tanding melawan tatanan sosial yang sudah mapan.

Di era modern ini, menilai baik buruk seseorang memang tidak lagi dapat hanya dilihat dari apa yang dikenakan tau yang menempel pada tubuhnya. Seperti saat melihat sosok Adellia, tidak dapat kita menjustifikasi bahwa dia seorang makhluk perempuan yang nakal, kasar, dan preman, dengan hanya melihat atribut yang menempel pada tubuhnya. Mungkin, sudah saatnya kita yang hidup dalam lingkungan plural, untuk dapat lebih objektif dalam menilai dan menyimpulkan mengenai perilaku seseorang.

Solo, 7 Maret 2013
@dobzdoby

Video: Happy Blezzday @adelliarosa

SURPRISE!!!
Happy blezz day my love, Adellia Rosa..
I made this artwork ​​for you.. Not good, I just want to make you happy..

All the best for you.. Amin :)

Piss and love,
Doby


Solo, Central Java
Indonesia
26 Sept 2012