Diam-diam Merayap



 
“Cicak.. cicak.. di dinding
Diam-diam merayap
Datang seekor nyamuk
Hap! Lalu di tangkap..”

Masihkah kalian ingat dengan lagu itu? Ya, lagu yang sangat populer semasa kecil, agar kita merasa terhibur dikala sedih sendu auwauw. Dan yang paling mengasyikan adalah lirik tersebut keluar dengan nada sangat merdu sepoy-sepoy dari mulut Ibu. Ketika Ibu menyanyikan lagu Cicak-cicak di Dinding, tak lupa Ibu mempraktikannya dengan gerakan ketika tiba di bagian “Hap!”, Ibu melompat kecil tersenyum dan kita merasakan sedikit guncangan manja nikmat.

Ah, saya jadi merindu masa kecil ditimang Ibu.. Huuuft..

Tapi coba deh kalian sekarang membayangkan..

Bayangkan kalian tertidur pulas dengan mimpi indah nikmat dipandang dalam imajinasi bawah sadar, hingga kalian tidak merasakan apapun. Hanya tenggelam dalam nikmat mimpi.

Nah! Saking pulas dan termanjakan mimpi nikmat, kalian nggak menyadari ada cicak yang sedang merayap mendekati. Cicak berjalan pelan namun pasti. Langkah demi langkah merasakan halus lembut kulitmu mulus natural. Kita tetap terbuai jauh jatuh dalam mimpi, cicak semakin mendekat ke dada. Cicak melalui lengan baju, masuk ke dalam dan terus meninggalkan jejak langkahnya di kulit tanganmu. Ketika menemui sebuah tonjolan kecil pinky-pinky redup, cicak memainkannya ke kanan lalu ke kiri secara bergantian. Ah.. Kita makin terbuai dengan mimpi, apalagi ditambah sentuhan-sentuhan kecil manja dari jari-jari lentik si cicak.

Memang seperti itulah cara cicak menggelindingkan puting lembut milik kita. Cicak menggelindingkan puting kita, dan membiarkannya membusuk. Lalu tersenyum kecil licik, mirip dengan artis-artis pandai berakting di sinetron tercinta kala petang. Ia lanjutkan lagi langkahnya untuk bisa menyelam ke tubuh kita melalui lubang puting. Mengoyak-ngoyak daging dada, dan meminum darah yang mengalir. Menyelam lebih jauh lagi dan terus menyelam, hingga ia bisa lebih dekat lagi dengan benda yang membuat ia seperti merasakan gempa berirama. Terus masuk. Terus menyelam. Melewati tulang rusuk. Cicak yakin dengan langkahnya, karena benda gempa berirama itu semakin terasa dekat.
Ia tersenyum kecil lagi untuk kedua kalinya. Ya, sang cicak menemukan benda yang dicarinya. Benda bergempa yang berirama. Benda yang mengandung sisi magnetik elektrik, hingga sanggup menarik kekaguman buat sang cicak.

Hap!!”, suara cicak semangat dan senang melahap jantung kita..!!”


PS: Ini cerita cicak apa cinta sih, Dob? Kok merayap merengkuh hati akuh?